Pages

Rabu, 01 Desember 2010

Sorry....... I Can't


"Hai Rin,boleh aku nanya sesuatu sama kamu???"
"Emang kamu mau nanya apaan? Ehmmm....yang penting pertanyaannya gag susah-susah ya....!" ucap Rina dengan santainya.
"Emmmm....a..apa kamu udah punya pacar...???"tanya Darwin agak canggung. Rina terhenyak dari kesibukannya. Dia benar-benar gag nyangka kalau Darwin bakal menanyakan hal itu. Dia ingin tertawa,tapi takut membuat Darwin tersinggung. Jadi,dia hanya bisa tertawa dalam hati.
"Apa itu penting buat kamu,Dar?" Rina balik bertanya. Dan Darwin pun mengangguk...tak ada sepatah katapun keluar dari mulutnya. Menunggu jawaban dari Rina,sahabat yang baru saja dikenalnya. Sahabat yang menurut Darwin,begitu baik dan selalu ceria.
"Ok dech...aku jawab. Aku memang udah punya pacar,Dar. Tapi pacarku ada di kampung halamanku. Cukup jauh memang,...tapi aku begiiiitu menyayanginya." Jelas Rina panjang lebar,dengan mata berbinar-binar.
"Ohh....githu ya..." ujar Darwin seakan puas dengan jawaban Rina. Tapi,sepertinya Darwin ingin bertanya lebih jauh lagi,namun Rina telah sibuk kembali dengan pekerjaannya. Darwinpun mengurungkan niatnya....berharap akan ada waktu lagi untuk menanyakan hal lainnya.
"Dar...aku ke kelas dulu ya...kayaknya udah ada dosen tuh..." pamit Rina.
"Oh...eh...i..iya... Belajar yang baik ya... Jangan cuman melamun di kelas." ucap Darwin sedikit melawak. Mengatasi suasana yang membuatnya agak canggung dan setengah terkejut.
"Ockey bos... bye."
"Bye...."
Rina pun meninggalkan Darwin. Namun dalam hatinya bingung sekaligus heran. Kok bisa ya... Darwin menanyakan hal itu. Apa mungkin,karena mereka baru saja saling kenal? Atau mungkin, karena Darwin gag pernah melihat Rina jalan bareng pacarnya? Semua pertanyaan itu berderet-deret ngantri didalam benak Rina. Berharap akan ada malaikat yang datang 'tuk memberi jawaban. Namun harapan tinggallah harapan,karena sekarang yang ada dihadapannya bukanlah malaikat tapi seorang dosen yang asyik dengan cerita yang begitu membosankan...

Rina masih terus memikirkan pertanyaan Darwin, dan terus mencoba mengira-ngira jawabannya. Tapi tetap saja hasilnya nihil..... Disisi lain... dan di waktu yang sama, Darwin memikirkan pertanyaanya. Terlalu lancangkah dirinya terhadap Rina? Tersinggungkah Rina atas pertanyaannya barusan?...Darwin begitu menyesal menanyakan hal-hal yang bersifat pribadi pada Rina. Tapi....penyesalan tetaplah penyesalan. Dan setidaknya Darwin bisa mengetahui sebagian isi hari Rina,sahabatnya...

"Aku heran deh...Sya', kok bisa ya...Darwin tiba-tiba nanya ke aku kalau aku udah punya pacar or belum...!" curhat Rina ke sahabatnya Marsya.
"Trus kamunya jawab apaan Rin? Apa kamu jawab belum? Atau....?"
"Ya...aku jawab iya dong. Kalau aku udah punya pacar,tapi di kampung... Dan aku sangat menyayangi pacarku...."
"Wah...jawaban kamu keterlaluan banget deh Rin... Kamu gag mikir apa, gimana perasaannya Darwin.?"
"Emang salah ya...kalau aku jujur sama dia? Dan selama ini,aku khan cuman nganggap dia sebagai sahabat. Gag lebih,gag kurang..." ucap Rina begitu heran.
"Asal kamu tahu ya...Rin. Darwin itu naksir berat ama kamu. Semua orang tahu... Bahkan bisa dilihat dari cara Darwin natap kamu,bicara kekamu,dan semuanya yang dia lakuin untuk kamu. Kamu pura-pura gag tahu atau memang bener-bener gag tahu sih...???"
"Yaaaa.....aku memang gag tahu Sya'. Selama ini kan aku hanya nganggap Darwin itu sahabat aku,yang mau dengerin segala keluh kesahku. Meskipun aku dan dia baru adja saling kenal. Tapi dia udah mau jadi teman curhat aku. Dan asal kamu tahu Sya',udah lama banget aku mendambakan sahabat seperti itu...." jelas Rina. Marsya tinggal manggut-manggut. Sedangkan Rina tetaplah menyimpan seribu tanda tanya. Rina tetap tak habis pikir,gimana bisa? cowok yang selama ini adalah sahabatnya,ternyata menyimpan perasaan terhadap dirinya?
Sejak saat itu Rina tetap menyimpan pertanyaan didalam benaknya. Berharap suatu saat akan mendapatkan jawabannya. Dan tetap menganggap Darwin sebagai sahabatnya,serta menganggap semua yang pernah terjadi sebagai angin lalu.

Hingga suatu hari terjadi kesalah pahaman antara mereka berdua. Dan membuat hubungan mereka sedikit retak.
"Kamu udah keseringan main dengan Darwin, Rin..... Makanya sekarang,kalian jadi berantem kayak gini..." ujar Rima teman sekelas Rina.
"Iya...Rin...dan mulai sekarang kamu harus jaga jarak dengan tuh cowok...." teman-teman lain ikutan ngasih saran. Rina berpikir sejenak,kemudian mengangguk. Seakan menyetujui segala saran dari sahabat-sahabatnya.

"Rina Anastasya....."
"Gag hadir bu'. Katanya sakit..." Marsya memberi tahu kabar Rina. Ya... Rina sakit...! Bukan karena kejadian beberapa hari lalu. Tapi Rina memang benar-benar sakit. Panas badannya belum juga turun. Padahal dia susah minum obat dan melaksanakan segala saran dari dokter. Namun teman-teman Rina beranggapan lain. Mereka menganggap semua ini gara-gara Darwin. (Enak adja mereka,negative thinking kayak githu,....)

"Rima.....kok udah 3 hari ini aku gag ngeliat Rina? Emang dia kemana?" tanya Darwin.
"Kemana apanya...? Dia gag kemana-mana kok... Tapi dia sekarang lagi sakit. Semenjak bermasalah dengan kamu dan sampe sekarang dia dia gag pernah nongol lagi." Rima menjelaskan dengan nada tinggi.
"Kok gara-gara aku sih...??" ujar Darwin sambil berlalu meninggalkan Rima yang udah siap dengan senjata katanya untuk menyalahkan Darwin. Terpaksa Rima kembali menyimpan senjatanya,berharap suatu saat senjata itu bisa berguna khusus untuk menyerang Darwin.

Darwin berpikir keras bagaimana caranya biar bisa ketemu Rina. Rasa rindu menggebu dalam dadanya,membakar setiap sudut hatinya.
"Dar...kita jenguk Rina yuk..." ajak Rima suatu pagi. Oh....akhirnya,cita-cita Darwin tuk bertemu Rina sebentar lagi terkabulkan.

"Cepat sembuh ya...Rin. Suasana kampus,sunyi banget kalau gag ada kamu." ujar Darwin sesampainya di rumah Rina.
"Iya Rin.... Kamu juga ditanyain sama Pak Amir kemarin."
"Kenapa gag ditanyain sekaligus,kalau Pak Amir kangen yach sama Rina?"
"Kamu ini bisa adja Rin,... Udah sakit...tapi masih adja ngelawak." ucap Rima.
"Insya Allah besok aku pasti masuk kok....." janji Rina.
"Kita tunggu ya...Rin. Kalau githu kita berdua pamit dulu. Sampai ketemu besok." pamit Darwin dan Rima.

Keesokan harinya...........
"Ada yang pengen aku omongin sama kamu Rin...." ucap Darwin ketika bertemu Rina.
"emang apa yang pengen kamu omongin?"
"Yang penting kamu harus janji,kalau gag bakalan ngasih tahu sama orang lain!"
"Iya...iya...emang apaan sih..? Kayak rahasia besar adja,banyak embel-embelnya....."
"Aku suka kamu Rin. Aku pengen,kamu jadi milik aku. Aku benar-benar berharap,kamu jadi pacar aku." Darwin bersungguh-sungguh. Rina terhenyak,tak menyangka Darwin kan berucap seperti itu. Terlalu cepat baginya. Padahal Darein baru saja dikenalnya.
"Aku sayang kamu Rin....apa kamu tidak merasakan hal yang sama?" Darwin mendesak Rina. Berharap Rina kan menjawab pertanyaannya. Namun Rina tetap terdiam. Suasana menjadi sepi. Rina membisu,begitupun Darwin.

Hingga akhirnya....
"Maaf Dar... aku gag bisa. Kamu sendiri kan tahu,kalau aku udah punya pacar. Dalam kamus hidupku gag pernah ada kata "punya pacar lebih dari satu". AKu gag bisa Dar..." Rina tetap menunduk. Berharap Darwin kan mengerti...
"Tapi aku sayang kamu Rin... Biarlah...aku kau jadikan yang kedua. Biarlah...perhatianmu hanya 0,3% untukku. Tapi aku akan senang bila kamu jadi pacar aku...Rin. Please..." Darwin berucap sambil memasang wajah memelas. Namun Rina tetaplah bersikukuh.
"Aku tetap gag bisa Dar... Aku gag bisa..." ucap Rina dan pergi meninggalkan Darwin. Meninggalkan segala harapan Darwin.Meninggalkan segala impian Darwin.

"Sorry...... I Can't..." ucap Rina lirih. Menggugurkan segala cita-cita Darwin tuk memiliki Rina. Menggema disetiap relung hati Darwin.

Catatan : Kisah ini hanya fiktif belaka,...mohon maaf atas kesamaan atau kemiripan tokoh dan tempat....hehehe......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar